Kakao Sulbar mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian yang menjadi penyumbang terbesar terhadap struktur ekonomi Sulbar dengan kontribusi mencapai 46,11 persen.
Selain itu, kakao memberikan dampak positif bagi sektor pertanian Sulbar sehingga mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 4,78 persen, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca Juga:
Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka Serahkan Bantuan Hibah untuk Partai Politik
Namun demikian, ada tantangan yang harus diantisipasi terkait pengembangan produksi kakao di Sulbar, yakni kakao rentan terhadap hama dan penyakit seperti serangan heliopeltis dan penyakit busuk buah.
Dukungan anggaran
Untuk mendukung program budi daya kakao Pemprov Sulbar mengalokasikan anggaran APBD Sulbar sekitar Rp15 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk program pengadaan bibit kakao, program sambung pucuk kakao maupun mengatasi masalah hama dan penyakit tanaman kakao.
Baca Juga:
Pemprov Sulbar Jalin Kerja Sama dengan Unhan dan RS Pendidikan Unhas Tingkatkan Kualitas Kesehatan
Program budi daya kakao di Sulbar untuk tahap awal tahun ini akan menyentuh sekitar 10 ribu warga masyarakat yang selama ini mengembangkan kakao di Kabupaten Polman.
Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat petani serta mengatasi kemiskinan.
Sulbar ingin mengembalikan kejayaan sebagai penghasil kakao terbaik di Pulau Sulawesi dengan menjadikan pembangunan sektor pertanian sebagai visi Pemprov Sulbar.