Kondisi demikian menurutnya membuat para korban kekerasan menjadi dilema.
"Kebanyakan kasus pelecehan baru terungkap beberapa bulan setelah kejadian dan bahkan ada yang sampai bertahun-tahun. Hal ini disebabkan karena para korban yang notabenenya adalah perempuan mereka takut dan bahkan malu untuk melapor ataupun speak up karena stigma tadi," bebernya.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Mahasiswi Unsulbar tersebut kemudian ingin semua pihak ikut sadar dan turut ambil bagian mengawal dan menghindari kasus serupa.
"Bukan hanya perempuan, akan tetapi bagaimana kemudian semua kalangan harus benar-benar sadar bahwa yang namanya pelecehan seksual itu bisa saja terjadi kapan pun dan dimanapun, bahkan oleh siapapun," ucapnya.
Menyikapi banyaknya kasus pelecehan seksual yang sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak dibawah umur.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Menurutnya perlu membangun sinergi dari semua kalangan untuk mencegah dan menumpas segala jenis kejahatan tersebut.
"Apapun upaya yang dilakukan demi penghapusan kekerasan seksual, itu adalah tanggung jawab kita bersama untuk kemudian diwujudkan. Jangan sampai statement yang mengatakan bahwa 'negeri ini sudah tidak menyisakan tempat yang aman lagi untuk kaum perempuan' itu benar-benar terjadi," tutupnya.
[kaf]