WahanaNews-Sulbar | Kasus pelecehan yang dilakukan pimpinan salah satu Madrasah di Kabupaten Mamuju yang melibatkan 9 korban santriwati kembali terkuak dan menjadi sorotan publik.
Menilai hal tersebut, Wakabid Sarinah DPC GMNI Majene, Urfiah Umar mengecam tindakan tersebut.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Serta menyayangkan atas kembali maraknya kasus serupa akhir-akhir ini, khususnya di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar).
"Mengenai kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum pimpinan Madrasah terhadap siswanya sendiri di Mamuju tentunya kita mengecam keras hal itu," ucap Urfiah Umar via WhatsApp, Selasa (8/2/2022).
Ia merasa bahwa dengan terkuaknya kasus tersebut tidak terlepas dari keberanian perempuan untuk melawan tindak kekerasan.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Tentunya juga sangat salut dan patut mengapresiasi korban yang telah berani melaporkan hal tersebut," lanjut Urfiah, sapaan akrabnya.
Ia menilai, melaporkan ke pihak berwajib merupakan pertimbangan yang sulit bagi para korban.
"Satu hal yang menjadi alasan umum, mereka khawatir akan mendapat respon negatif dari lingkungan sosial mereka, mengingat perspektif masyarakat tentang penyintas kekerasan seksual, mereka banyak yang menyalahkan korban," terangnya.
Kondisi demikian menurutnya membuat para korban kekerasan menjadi dilema.
"Kebanyakan kasus pelecehan baru terungkap beberapa bulan setelah kejadian dan bahkan ada yang sampai bertahun-tahun. Hal ini disebabkan karena para korban yang notabenenya adalah perempuan mereka takut dan bahkan malu untuk melapor ataupun speak up karena stigma tadi," bebernya.
Mahasiswi Unsulbar tersebut kemudian ingin semua pihak ikut sadar dan turut ambil bagian mengawal dan menghindari kasus serupa.
"Bukan hanya perempuan, akan tetapi bagaimana kemudian semua kalangan harus benar-benar sadar bahwa yang namanya pelecehan seksual itu bisa saja terjadi kapan pun dan dimanapun, bahkan oleh siapapun," ucapnya.
Menyikapi banyaknya kasus pelecehan seksual yang sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak dibawah umur.
Menurutnya perlu membangun sinergi dari semua kalangan untuk mencegah dan menumpas segala jenis kejahatan tersebut.
"Apapun upaya yang dilakukan demi penghapusan kekerasan seksual, itu adalah tanggung jawab kita bersama untuk kemudian diwujudkan. Jangan sampai statement yang mengatakan bahwa 'negeri ini sudah tidak menyisakan tempat yang aman lagi untuk kaum perempuan' itu benar-benar terjadi," tutupnya.
[kaf]