Lanjutnya, kerja sama ini saling menguntungkan karena di satu sisi PLTU Nii Tanasa dapat teratasi dalam permasalahan limbahnya.
Sedangkan dari pelaku usaha yaitu pihaknya dapat menggantikan bahan baku pembuatan batako untuk campurannya.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Kami memilih FABA dalam pembuatan batako karena sebelumnya telah melakukan uji coba selama seminggu," katanya.
Lebih lanjut, dalam hasil uji coba yang dilakukan tersebut ditemukan kesimpulan bahwa kualitas yang dihasilkan menggunakan FABA jauh lebih berkualitas dengan yang tidak menggunakan.
Tak hanya dari segi kualitas saja yang dihasilkan melainkan dari bentuk fisik yang dapat terlihat jauh lebih menarik karena warna yang dihasilkan jauh lebih pekat atau gelap dari biasanya.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Karena kualitasnya jauh lebih baik dan dari segi fisik juga terlihat batakonya lebih pekat atau gelap maka pelanggan juga terutama user perumahan lebih tertarik," ucapnya.
Ngadiman pun berharap agar pemanfaatan FABA ini dapat disebarluaskan manfaatnya kepada masyarakat.
Kemudian semua pihak juga harus terus memberikan pengetahuan serta edukasi terkait perbedaan pembuatan batako yang memanfaatkan FABA dengan tidak.