Peningkatan konsumsi BBM jenis solar akhir-akhir sayangnya tak diimbangi dengan peningkatan dari segi suplai.
Pasalnya, kuota subsidi BBM jenis solar untuk tahun ini mengalami penurunan sebesar lima persen jika dibandingkan dengan tahun 2021.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Adapun kuota subsidi BBM jenis solar yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun ini sebesar 15,1 juta kiloliter sedangkan tahun lalu kuotanya sekitar 15,8 juta kiloliter.
Nicke Widyawati menyampaikan, gap kuota itulah yang kemudian menjadi pemicu masalah di suplai.
Ia berharap jika pemerintah bisa kembali melakukan penyesuaian terkait dengan kuota solar subsidi.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Kami memohon dukungan, jika memang solar subsidi ini adalah bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka kuotanya perlu disesuaikan dengan kebutuhan," jelasnya.
Tidak hanya itu, kelangkaan solar subsidi juga disebabkan oleh adanya penyelewengan penggunaan solar bersubdi oleh industri besar, seperti perusahaan tambang dan sawit.
Berdasarkan hitungan yang dilakukan Pertamina, disparitas harga antara solar subsidi dan non-subsidi atau Dex Series semakin tinggi yaitu mencapai Rp 7.800 per liter.