Menurut CEO Mubadaya Energy Mansoor Mohamed Al Hamed, setelah 10 tahun berkiprah mengolah bahan baku BBM dari wilayah operasi Selat Makassar di Sulsel, Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan, kini sudah waktunya fokus pada transisi energi melalui identitas baru.
Pihaknya telah membangun rekam jejak yang memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan melalui an expanding gas portfolio, dan dengan kemampuan mendalam serta kemitraan yang kuat di seluruh dunia, maka keberadaanya di posisi yang baik siap memulai babak baru sebagai Mubadala Energy.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Pada tahun ini Mubadala Energy juga mencapai production milestone yang signifikan sebesar 500.000 barel yang setara dengan minyak per hari (boed) untuk pertama kalinya dalam sejarah, sekaligus menandai peningkatan produksi sebesar 22 persen dari tahun 2021.
Portofolio perusahaan ini mencapai 70 persen gas, dengan working interest production mencapai 430.000 barel setara minyak per hari pada tahun 2021.
Sejalan dengan komitmen Mubadala Energy untuk berperan aktif dalam transisi energi, perusahaan melakukan ekspansi di seluruh gas value chain dan secara aktif menjajaki peluang di sektor EBT.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Hal yang dilakukan oleh Mubadala Energy ini adalah salah satu potret dan peran industri hulu migas yang tersadar dari mimpi panjang mengelola energi fosil untuk selanjutnya mendorong transisi energi.
Tentu tersimpan harapan besar pada para pengelola energi yang selama ini masih berkiprah menguras energi dari perut Bumi untuk beralih ke energi hijau demi kemaslahatan bersama di muka Bumi ini.
Pasalnya, kebijakan yang dituangkan di atas kertas tidak akan ada artinya tanpa dibarengi keseriusan dari pemerintah dan para pengusaha energi yang merambah dari Sabang sampai Merauke. [afs]