Sulbar.WahanaNews.co, Majene - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) membangun 35 jamban sehat melalui program Pemicuan Jamban Sehat (PJS) di Kabupaten Mamuju Tengah dan Majene guna mendukung upaya bersama mencegah stunting di daerah tersebut.
"Program PJS dengan membangun jamban sehat dilaksanakan Dinkes Sulbar tahun ini, tujuannya untuk mencegah stunting," kata Kepala Dinkes Sulbar Asrang Masdy di Majene, Senin (11/3/2024).
Baca Juga:
Pemprov Sulbar Dorong Pengembangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Sulbar
Melalui program tersebut, 15 jamban sehat dibangun di Desa Pangalloan, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah dan 20 unit di Desa Sirindu, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene.
Dinkes Sulbar melakukan program tersebut bekerja sama dengan pemerintah desa dan pusat pelayanan kesehatan kepada masyarakat setempat.
"Dalam program tersebut, Dinkes Sulbar menyiapkan material yang dibutuhkan membangun jamban sehat sementara pemerintah desa dan masyarakat bergotong royong untuk mengerjakannya agar dapat difungsikan," katanya.
Baca Juga:
Polisi Usut Kasus Keracunan 42 Balita hingga Remaja di Sulbar
Ia menjelaskan program tersebut juga telah dilaksanakan pada 2023 di enam desa di Kabupaten Mamuju Tengah dan Majene.
"Program tersebut akan dilaksanakan hingga menyentuh seluruh desa Kabupaten Mamuju Tengah dan Kabupaten Majene, serta juga akan dilaksanakan pada enam kabupaten di Sulbar," katanya.
Ia menjelaskan pelaksanaan program PJS juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuat jamban sehat dan menghentikan kebiasaan buang air besar sembarang.
"Masyarakat juga diajak untuk membangun jamban sehat masing-masing keluarga melalui PJS, dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan terhindar dari penyakit," katanya.
Ia menjelaskan tentang pentingnya membuat jamban sehat demi mewujudkan keluarga dan lingkungan yang sehat, serta menekan stunting.
"Pemprov Sulbar terus berupaya menekan angka stunting dengan berbagai program kesehatan, karena penderita stunting Sulbar sangat tinggi, mencapai 35 persen, dan Sulbar menjadi daerah tertinggi kedua penderita stunting setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur," katanya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]