Sulbar.WahanaNews.co, Mamuju - Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 5,15 poin, atau turun menjadi 160,08 dari angka 165,23 pada tahun 2022.
"Walaupun masih masuk dalam zona merah namun Pemprov Sulbar berhasil menurunkan IRBI, yakni dari 165, 23 pada 2022 menjadi 160, 08 pada 2023," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat (Sulbar) Amir Maricar, di Mamuju, Minggu (31/3/2024).
Baca Juga:
KPU Singkawang Rilis Jumlah Warga Pindah Memilih Pada Pilkada 2024
Jumlah tersebut menurut dia, mengalami penurunan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah mencapai dua poin.
"Untuk tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 5,15 poin," ujarnya.
Ia menyampaikan risiko bencana dalam suatu daerah melibatkan tiga penilaian, yakni hazard atau bahaya, kemudian vulnerbiality atau kerentanan serta capacity atau kapasitas.
Baca Juga:
Kadis Disdukcapil Kotim Jelaskan Kendala Penerapan IKD yang Baru Capai 16,77%
"Risiko bencana akan meningkat bila tingkat bahaya dan kerentanan juga tinggi, dan bisa diturunkan bila kapasitas mitigasi bencana dari masyarakat meningkat," ujarnya.
Bahaya atau hazard lanjutnya tidak bisa diubah karena kondisi geografis, tetapi kerawanan bisa diturunkan.
"Namun yang jadi permasalahan di Sulbar masih terdapat dua kabupaten yang sama sekali belum mempunyai dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan ada juga yang sudah habis masa berlakunya," jelas Amir Maricar.