Sejumlah desa di wilayah timur Indonesia ini diketahui belum mendapat pasokan listrik.
Hal ini menjadi tantangan yang perlu segera ditangani, tidak hanya untuk kesuksesan berbagai rangkaian acara KTT G20 di September, namun juga untuk mendorong daya kompetitif para pelaku industri di Labuan Bajo.
Baca Juga:
Sherpa G20 dapat Dukungan Penuh dari UI, Mulai dari Pengajuan Policy Brief hingga penggunaan Bus Listrik Merah Putih
Untuk mengatasi tantangan ini, PLN telah meluncurkan proyek percontohan untuk pelanggan bisnis dengan daya puncak lebih dari 200 kVA di NTT.
Pelanggan yang mendaftar dalam program ZDT akan mendapatkan pasokan listrik dari dua sumber penyulang atau lebih yang berbeda dan beroperasi secara paralel.
Apabila salah satu sumber penyulang listrik tersebut mengalami gangguan, listrik pada pelanggan akan tetap menyala karena masih mendapatkan suplai dari sumber listrik yang lain.
Baca Juga:
Dirut PLN Ajak Negara Anggota G20 Dukung Transisi Energi di RI Lewat Skema ETM
Dengan demikian, pelanggan tidak akan mengalami gangguan padam listrik yang dijamin selama 24/7.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko menyampaikan, layanan ZDT membutuhkan terapan teknologi terkini untuk mengatasi tantangan dengan kompleksitas yang tinggi.
“Untuk mengatasi tantangan tersebut, PLN bekerja sama dengan berbagai penyedia peralatan yang memiliki pengalaman pada bidang tersebut sehingga tingkat keandalan dapat dijaga serupa dengan beberapa proyek strategis yang lain,” ujarnya melalui siaran pers beberapa waktu lalu.