WahanaNews-Sulbar | Keandalan pasokan listrik menjadi salah satu kunci dalam menyukseskan perhelatan KTT G20 yang digelar di sejumlah daerah di Indonesia.
Sebut saja Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bulan ini menjadi tuan rumah rangkaian acara KTT G20.
Baca Juga:
Sherpa G20 dapat Dukungan Penuh dari UI, Mulai dari Pengajuan Policy Brief hingga penggunaan Bus Listrik Merah Putih
Untuk mendukung kelancaran acara, PT PLN (Persero) berupaya optimal menjaga pasokan dan layanan listrik tanpa padam atau Zero Downtime (ZDT).
Dalam hal ini, perseroan juga mendapat dukungan dari perusahaan teknologi global ABB.
ABB memasok sejumlah relai proteksi tegangan listrik menengah ke PLN untuk mendukung PLN dalam upaya proteksi sistem kelistrikan.
Baca Juga:
Dirut PLN Ajak Negara Anggota G20 Dukung Transisi Energi di RI Lewat Skema ETM
Relai proteksi ABB ini menjadi bagian dari proyek listrik tanpa kedip yang diinisiasi PLN untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik pada beberapa wilayah di Indonesia.
Proyek ini dimulai dengan skema percontohan di Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) sekaligus salah satu tuan rumah ajang akbar KTT G20 tahun ini yang akan mengangkat tema transisi energi yang berkelanjutan.
Sebagai catatan, Labuan Bajo berlokasi di provinsi NTT yang memiliki rasio elektrikasi 96,7%.
Sejumlah desa di wilayah timur Indonesia ini diketahui belum mendapat pasokan listrik.
Hal ini menjadi tantangan yang perlu segera ditangani, tidak hanya untuk kesuksesan berbagai rangkaian acara KTT G20 di September, namun juga untuk mendorong daya kompetitif para pelaku industri di Labuan Bajo.
Untuk mengatasi tantangan ini, PLN telah meluncurkan proyek percontohan untuk pelanggan bisnis dengan daya puncak lebih dari 200 kVA di NTT.
Pelanggan yang mendaftar dalam program ZDT akan mendapatkan pasokan listrik dari dua sumber penyulang atau lebih yang berbeda dan beroperasi secara paralel.
Apabila salah satu sumber penyulang listrik tersebut mengalami gangguan, listrik pada pelanggan akan tetap menyala karena masih mendapatkan suplai dari sumber listrik yang lain.
Dengan demikian, pelanggan tidak akan mengalami gangguan padam listrik yang dijamin selama 24/7.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko menyampaikan, layanan ZDT membutuhkan terapan teknologi terkini untuk mengatasi tantangan dengan kompleksitas yang tinggi.
“Untuk mengatasi tantangan tersebut, PLN bekerja sama dengan berbagai penyedia peralatan yang memiliki pengalaman pada bidang tersebut sehingga tingkat keandalan dapat dijaga serupa dengan beberapa proyek strategis yang lain,” ujarnya melalui siaran pers beberapa waktu lalu.
Menurut dia, berbagai peralatan pendukung sistem kelistrikan di lokasi DPSP Labuan Bajo saling terintegrasi dengan tujuan mencegah pelanggan premium ZDT mengalami padam.
Mulai dari peralatan pembangkit, distribusi, hingga proteksi sistem kelistrikan dimanfaatkan sebagai upaya mitigasi potensi penyebab padam.
“Salah contoh peralatan berteknologi tinggi yang saat ini sudah terpasang di sistem kelistrikan ZDT Labuan Bajo adalah Kubikel Tegangan Menengah (20 KV) terintegrasi dengan Proteksi Arus Lebih Line Differential dimana gangguan penyebab padam dapat terlokalisir,” terang dia.
Sementara itu, sebagai mitra PLN, ABB telah memasok lebih dari 50 relai proteksi seri Relion 615 yaitu tipe REF615 dan RED615 untuk proyek ZDT ini.
Dalam sistem distribusi listrik, relai proteksi dirancang untuk melindungi sistem kelistrikan saat terjadi gangguan.
Ketika suatu gangguan terdeteksi, relai proteksi akan secara otomatis melakukan berbagai langkah perlindungan dan memastikan pasokan listrik tidak terganggu atau meminimalisir dampak gangguan.
Selain itu, relai proteksi ini dapat beroperasi dengan berbagai perangkat dari pabrikan lain dalam sistem yang sama.
Relai ini direncanakan untuk mulai beroperasi pada kuartal III/2022.
Product Marketing Specialist ABB Digital Substation Products Nanang Permana mengatakan, tahun ini, Indonesia memegang peran Presidensi G20 dan ini merupakan kesempatan yang baik bagi para kepala negara dan pemerintahan dari 19 ekonomi utama dunia dan Uni Eropa (UE) untuk fokus pada berbagai upaya yang mendorong transisi energi yang berkelanjutan.
Salah satunya adalah penyediaan energi terbarukan dan andal bagi masyarakat di seluruh dunia.
“Di Labuan Bajo, relai proteksi ABB akan membantu upaya ini yaitu memberikan keandalan jaringan listrik dan mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia,” tuturnya.
Menurut rencana, Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah pertemuan Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting dan beberapa kelompok kerja pada September ini.
Berbagai pertemuan tingkat Menteri diadakan secara terpisah untuk menghasilkan beberapa poin usulan yang akan disetujui oleh para kepala negara.
Tahun lalu, pertemuan Trade, Investment and Industry fokus pada rencana pemulihan pasca Covid. [afs]