Setelah turbin dibuka, maka lampu indicator di box akan menyala, dan lampu di rumah warga juga menyala.
Menurut dia, PLTMH Desa Salumakki dibangun sejak tahun 2013 dengan memanfaatkan bantuan dana desa, dengan menggunakan mesin kapasitas 30 ribu Watt, menerangi 140 rumah.
Baca Juga:
APDESI Sulbar Minta Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Majukan Sektor Pertanian
“Masyarakat dipungut biaya Rp5 ribu perbulan setiap satu balon lampu yang digunakan,” sambungnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala kecil yang memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang.
PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Harap Tiga Event Nasional Perkuat UMKM di Wilayahnya
Ditambahkan, sebelum ada PLTMH, warga Desa Salumakki menggunakan Petromax dan pelita minyak tanah.
“Sebelum ada PLTMH, masyarakat di sini mengunakan pelita minyak tanah dan beberapa rumah menggunakan mesin generator. Itupun hanya bisa hidup pada hari raya atau acara tertentu saja,” jelasnya.
Dengan adanya pembangkit listrik tersebut, kini aktifitas rumah tangga menjadi lebih mudah. Warga tidak sepenuhnya mencari kayu di hutan setiap hari, untuk kebutuhan memasak. Mereka sudah bisa colok kabel yang terhubung ke rice cooker, penanak nasi listrik.