WahanaNews-Sulbar | Sebagai bentuk kekecewaan karena puluhan tahun rusak parah, sejumlah warga di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan aksi tanam pohon pisang di tengah jalan.
Kali ini dilakukan masyarakat Desa Orobatu, Kecamatan Tapalang. Jalan penghubung utama dengan Kecamatan Tapalang Barat.
Baca Juga:
KPK Ungkap Korupsi Pokir DPRD Sulteng dan Sulbar
Jalanan ini adalah satu satunya akses utama yang digunakan masyarakat Desa Orobatu, dan seluruh desa di Kecamatan Tapalang Barat menuju pusat perbelanjaan.
Aksi tanam pohon pisang itu sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah yang tidak memberikan perhatian untuk jalan rusak sudah puluhan tahun di desa tersebut.
Kondisi jalan menuju desa ini rusak parah. Serupai kubangan sapi.
Baca Juga:
Pengusaha WN Korsel Ditangkap KLHK Sulbar Soal Tambang Pasir: CV Wahab Tola Sah Punya IUP dan SHM
Sedikitnya terdapat empat pohon pisang ditanam masyarakat sepanjang ruas jalan yang rusak digenangi air itu.
Tanam pohon pisang sebagai aksi protes terhadap pemerintah Kabupaten Mamuju dan Pemerintah Provinsi Sulbar.
Selain itu terdapat pula tulisan di triplek lalu dipajang tepat dibatang pohon pisang.
Tulisannya berisi, Tolong Bupati Mamuju dan Gubernur Sulbar Perhatikan Jalan Poros Tapalang Barat.
Aksi tanam pohon pisang itu diinisiasi beberapa warga, sejak Sabtu (30/4/2022) kemarin sore.
Kepala Desa Orobatu Maslim mengatakan aski itu buntut kekecewan panjang masyarakat.
"Rusak parah sudah kurang lebih 20 tahun lamanya belum dapat perhatian atau perbaikan," terang Maslim saat dihubungi wartawan, Minggu (1/5/2022).
Ia menjelaskan keresahan warga tersebut, sudah lama dipendam hingga puncak aksi protes itu.
Ruas jalan rusak sepanjang tiga kilometer itu bahkan sudah pernah menelan korban jiwa.
"Tahun lalu warga saya yang jatuh akibat jalan rusak dan meniggal dunia, tabrakan karena menghindari jalan lubang," lanjut Maslim.
Ia menuturkan kerusakan jalan tersebut tak dapat lagi dilalui oleh mobil sedang. Akan kandas.
Masyarakat Desa Orobatu yang mata pencaharianya mayoritas petani itu sangat berharap perhatian dari pemerintah untuk perbaikan.
Untuk dapat memperlancar pengantaran hasil panen tani ke kota, juga sebagai akses utama masyarakat.
Maslim mengaku sudah mengusulkan perbaikan jalan itu ke Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang).
Namun hingga saat ini ia hanya menerima jawaban, harus sabar.
"Sudah sering diusulkan, tapi jawabanya sabar dulu, bahkan sudah lama saya koordinasikan," terangnya.
Ia pun mengaku tidak akan pernah berhenti perjuangkan jalan utama itu, sampai dapat perhatian pemerintah setempat.[jef]