"Kemudahan mobilisasi material akan menurunkan biaya, sehingga makin banyak desa yang dapat teraliri listrik," katanya.
Lebih lanjut, Lambas mengatakan, desa induk yang telah mendapatkan akses listrik maka pengembangan dan perluasan jaringan listrik dapat segera dilakukan ke wilayah sekitarnya.
Baca Juga:
Prabowo Resmikan 55 Proyek EBT Senilai Rp 25 Triliun, Listrik Hijau Siap Terangi Nusantara
Selanjutnya, daerah-daerah yang tidak memungkinkan untuk dialiri listrik dengan metode grid maka akan dilakukan dengan sistem pembangkit isolated.
Adapun pembangkit isolated merupakan sistem yang hanya mempunyai sebuah pusat listrik saja dan tidak ada interkoneksi antar pusat listrik serta tidak ada hubungan dengan jaringan umum (interkoneksi milik PLN). Sehingga dapat meminimalisasi biaya investasi yang berkaitan dengan transmisi dan distribusi.
Ia menambahkan, upaya tersebut sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia.
Baca Juga:
Strategi Inovatif Dongkrak Penjualan Listrik PLN Hingga 17,78 TWh Sepanjang 2024
"Daerah yang padat penduduk dan jauh dari jaringan, menggunakan pembangkit isolated. Misalnya dengan pembangkit energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)," pungkasnya.
[Redaktur: Mega Puspita]