Sulbar.WahanaNews.co - PT PLN (Persero) mengklaim mampu mereduksi emisi hingga 1,05 juta ton CO2 dan memproduksi energi bersih 1,04 terawatt hour (TWh) selama 2023.
Hasil itu diperoleh melalui pemanfaatan biomassa dalam teknologi co-firing pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Direktur Utama, PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN terus mengembangkan teknologi dalam menjawab tantangan zaman.
Dikembangkan sejak 2021, saat ini substitusi batu bara dengan biomassa tak hanya mampu mengurangi emisi karbon, namun juga menggerakkan ekonomi kerakyatan.
"Teknologi co-firing merupakan sebuah terobosan dalam transisi energi di Tanah Air, sebab dengan teknologi ini, banyak manfaat yang didapatkan, selain pengurangan emisi juga akan mengurangi penggunaan energi fosil," kata Darmawan melalui siaran pernya, dikutip Rabu (3/1/2024).
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Menurutnya, co-firing tidak hanya menghasilkan listrik andal, namun tetap murah bagi masyarakat. Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa.
Selama 2023, PLN telah menyerap biomassa sebanyak 1 juta ton untuk 43 PLTU yang tersebar di Tanah Air. Angka tersebut tumbuh lebih dari 71 persen dibandingkan realisasi serapan biomassa pada 2022 sebesar 585 ribu ton.
Secara bersamaan, PLN juga terus melakukan uji coba teknologi tersebut hingga 2025 agar 52 PLTU di Indonesia bisa seluruhnya menggunakan co-firing.