Darmawan mengungkapkan, RUKN terbaru itu tak hanya berkontribusi dalam mengejar NZE di tahun 2060 atau lebih cepat. Namun, RUKN ini memiliki peran ganda yang juga mampu mewujudkan kemandirian energi nasional sehingga tak bergantung pada energi impor.
Melalui strategi dedieselisasi, lanjut dia, kapasitas pembangkit diesel milik PLN sebesar 1,6 GW mampu dikurangi konsumsi solarnya sebesar 1,2 miliar liter per tahun, sehingga perusahaan dapat menghemat Rp8,4 triliun per tahun.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
Tak hanya itu, untuk memuluskan peta jalan transisi energi di Tanah Air, PLN telah menyiapkan ARED yang dibekali dengan smart grid dan green enabling transmission line yang mampu menyalurkan potensi EBT di lokasi terpencil ke episentrum kebutuhan di perkotaan.
”Bagaimana kita bisa menurunkan biaya dari energi mahal menjadi energi terjangkau. Itu sebabnya kami merancang dan membangun apa yang kami sebut sebagai energi terbarukan dari tenaga surya (bagian ARED) yang bisa beroperasi selama 24 jam nonstop dengan dukungan Battery Energy Storage System (BESS),” pungkasnya.
[Redaktur: Mega Puspita]