"Kami juga telah mengajukan CPCL (Calon Petani dan Calon Lokasi) ke Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengalokasikan benih dalam rangka mendukung percepatan tanam 5.000 hektare padi dan 10.000 hektare jagung," ujar Syamsul Ma'arif.
Ketiga, mendukung dan memfasilitasi kegiatan mandiri benih padi dan kegiatan bantuan padi kaya gizi (biofortifikasi).
Baca Juga:
Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar, Ini Kata BPK
"Dari kegiatan mandiri benih padi seluas 10 hektare diperkirakan menghasilkan benih sebanyak 40 ton dan kegiatan biofortifikasi seluas 1.000 hektare yang diperkirakan panen menghasilkan benih sebanyak 4.000 ton," ucapnya.
Keempat, menyiapkan tiga unit pompa air yang dapat didistribusikan ke lokasi yang ditengarai membutuhkan air setiap saat.
"Kemudian terakhir, kami menginstruksikan kepada semua staf untuk senantiasa memantau dan mendampingi petani dalam persiapan antisipasi kejadian iklim ekstrem tahun 2024," kata Syamsul Ma'arif.
Baca Juga:
Terungkap Dipersidangan: SYL Sawer Biduan, hingga Biaya Makan Rp3 Juta Tiap Hari Pakai Uang Kementan
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]