Sulbar.WahanaNews.co, Mamuju - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat memperkenalkan aplikasi "Sirine" (Sistem Informasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi) untuk mempercepat penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Sulbar Amir Maricar di Mamuju, Minggu (10/3/2024), mengatakan selama ini setelah bencana terjadi, rehabilitasi dan rekonstruksi sangat lambat.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
"Seperti saat terjadi gempa bumi di Mamuju dan Majene pada 15 Januari 2021. Untuk bantuan stimulan, baru pada proses tahap pertama, karena data yang disajikan secara manual, sehingga membutuhkan waktu cukup lama," kata Amir Maricar.
Ia mengatakan melalui aplikasi Sirine tersebut, penanganan bencana bisa ditangani dengan cepat, utamanya dalam penyusunan pengkajian kebutuhan pasca-bencana (Jitupasna) yang akan masuk ke dalam Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca-Bencana (R3P).
"Jadi, sebelum terjadinya bencana, kabupaten dan provinsi sudah memasukkan aset-aset yang dimiliki," kata Amir Maricar.
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Bangun Tanggul dan Dua Jembatan di Desa Tapandullu Rp21,8 M
Ia berharap aplikasi Sirine tersebut bisa berjalan dengan baik, termasuk terkait bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana gempa bumi yang terjadi pada 2021, semua bisa segera terwujud.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sulbar Husain Mansyur mengatakan aplikasi Sirine merupakan inovasi baru yang digunakan BPBD Sulbar.
BPBD Sulbar, lanjutnya, belum menggunakan aplikasi yang menggabungkan data terkait rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana, baik data usulan rehabilitasi dan rekonstruksi di enam kabupaten maupun data stimulan dua kabupaten terdampak gempa bumi pada 15 Januari 2021.