WahanaNews - Sulbar | Sebanyak 46 Siswa dari perwakilan SMP dan SD se-Kabupaten Mamuju saling adu bakat dan penampilan dalam mendeklamasikan puisi yang dibawakan. Lomba baca puisi tingkat SD dan SMP sederajat sekabupaten Mamuju ini diselenggarakan oleh dinas perpustakaan dan kearsipan kabupaten Mamuju dalam rangka menyemarakkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Digelar di pelataran halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mamuju, Selasa (22/08/2023), lomba tersebut dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Syafri Arifuddin Masser (pegiat literasi), Rezki Amalia (praktisi media dan pegiat seni budaya) serta Imelda Adhi Yani (Praktisi Media dan Pegiat Budaya).
Baca Juga:
HUT RI 78, Bupati Mamuju Ajak Generasi Muda Berkiprah Positif
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Mamuju, Muhammad Fausan Basir dalam sambutannya mengungkapkan kegiatan tersebut diinisiasi atas dasar rasa cinta tanah air serta menyelami semangat patriotik para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Ini merupakan bagian dari upaya kita dalam menumbuh kembangkan budaya literasi, melalui perantara media puisi yang didalamnya berisi indahnya sajak-sajak. Dengan puisi semua hal bisa di ekspresikan, termasuk pula semangat para pahlawan terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Fausan
Para peserta pun diwajibkan membawakan 2 puisi pilihan yang terdiri atas Puisi Diponegoro, Karawang-Bekasi, Persetujuan dengan Bung Karno yang merupakan karya Chairil Anwar. Kemudian Puisi Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini serta Sebuah Jaket Berlumur Darah karya Taufiq Ismail. Juga Bunga dan Tembok serta Sukmaki Merdeka karya Wiji Tukul.
Baca Juga:
Sukses Kibarkan Merah Putih, Paskibraka Mamuju Tengah Dapat Bonus Liburan dan Uang Saku Rp 750 Ribu
Puisi Karya W.S. Rendra dengan judul Gugur, Gerilya, dan Doa Serdadu Sebelum Berperang. Lalu kemudian Puisi Karya Sapardi Djoko Damono dengan judul Hari Kemerdekaan dan Atas Kemerdekaan. Selain itu juga terdapat puisi Putra-putri Ibu Pertiwi karya Mustofa Bisri, Lagu dari Pasukan Terakhir karya Asrul Sani, Pahlawan Tak Dikenal Karya Toto Sudarto Bachtiar, serta Musium Perjuangan karya Kuntowijoyo yang dapat menjadi alternatif pilihan peserta untuk dideklamasikan saat lomba berlangsung.