Ke depan, dia berharap sinergi dapat terus ditingkatkan untuk memunculkan ide-ide dan inovasi yang lainnya.
Sementara itu, Kamil, pelaku industri kecil menengah yang membuat perahu listrik menjelaskan e-boat yang diproduksi ini dilengkapi dengan tiga fitur, yaitu smart wireless key, auto balancing/self balancing dan juga black box.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Proses pengisian energi juga dapat menggunakan listrik satu phasa dan tiga phasa dengan daya minimal 7.700 voltampere.
“Penggunaan listrik lebih murah apabila dibandingkan dengan penggunaan minyak. Dengan perahu listrik ini, efisiensinya lima kali lebih hemat dibanding menggunakan menggunakan minyak," jelas Kamil.
Baterai yang dipakai berjumlah 10 box dengan masing masing boks memiliki 15 cell. Rangkaian baterai total berkapasitas 96 Volt 500 AH yang dapat digunakan sekitar dua jam di laut.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Proses pengisian daya juga memerlukan waktu dua jam dengan mekanisme fast charging.
Tak hanya meluncurkan perahu listrik, PLN juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Dinas Perindustrian Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sumbawa, PLN UP3 Bima terkait dengan pengembangan dan implementasi teknologi perahu listrik.
Teknologi perahu listrik ini tentunya masih perlu pengembangan untuk dapat diproduksi secara massal. Namun, dengan dukungan seluruh pihak, maka bukan tak mungkin Nusa Tenggara Barat akan leading dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
[kaf]