WahanaNews-Sulbar | Jumat (4/3/2022), Ketua Forum Pasar Baru Mamuju, Muhammad Gazali, menyampaikan keluhannya terkait kenaikan sejumlah harga bahan pokok di Pasar Mamuju, Sulawesi Barat.
Ia mengungkapkan pemerintah pusat dalam hal ini kementerian perdagangan tidak mampu mengatasi kenaikan harga pangan di pasar tradisional.
Baca Juga:
Solusi Baru untuk Lindungi Konsumen, OJK Luncurkan Pusat Penanganan Penipuan Keuangan
"Masalah minyak goreng belum lagi selesai, kini harga pangan sudah banyak yang naik," terang Gazali kepada wartawan, Jumat (4/3/2022).
Para pedagang pun kata dia, sudah banyak yang mengeluh terkait kenaikan harga pangan tersebut.
"Setiap saya jalan ke pasar keluhan terus disampaikan, apa boleh buat kita hanya pedagang," tuturnya.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Menurutnya pemerintah saat ini tidak mampu menstabilkan harga pangan sehingga terjadi kenaikan.
Kebijakan yang diambil pun diniali kurang efektif, seperti inpeksi mendadak (sidak) yang tidak ada hasilnya.
"Beberapa kali sidak di pasar dan toko tapi tetap saja, minyak goreng masih langka," ujarnya.
Ia mengatakan menteri perdagangan, harusnya memberikan solusi untuk menstabilkan harga."Menteri perdagangan kalau tidak bisa stabilkan harga lebih baik legowo mundur saja," sebutnya.
Keluhan tersebut imbas minyak goreng subsidi dari pemerintah masih langka di pasar tradisional.
Disusul kenaikan sejumlah harga bumbu dapur seperti bawang merah, dan cabai rawit.
Harga daging sapi jelang bulan Ramadan juga naik, dan tempe tahu juga ikut naik.
Terakhir kenaikan tabung gas non subsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg.
Mewakili pedagang, Gazali berharap masalah tersebut dapat segera distabilkan.
"Harusnya ada solusi yang konkret untuk mengatasi kenaikan harga dan kelangkaan minyak," harapnya.[kaf]