Petani lainnya, Siswanto (42) mengatakan, tumpang gilir adalah cara untuk memanfaatkan pupuk organik yang ada di lahan pertanian yang belum termanfaatkan oleh tanaman lainnya.
Diterangkan, petani dalam olah lahan selalu memberikan pupuk organik. Tidak semua pupuk habis untuk satu tanaman. Pupuk organik yang ada di dekat tanaman belum termanfaatkan, makanya lantas ditanami tanaman atau komoditas lain.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
“Jadi satu olah lahan satu pemupukkan untuk beberapa tanaman,” katanya.
Setelah dua atau tiga kali penanaman, lahan kemudian diistirahatkan sekitar satu bulan. Sebelum kemudian kembali diolah diberi pupuk dan ditanami.
“Nyaris sepanjang tahun lahan bisa produktif,” tambahnya.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto mengatakan, pemerintah mendukung sistem tumpang gilir, karena lahan menjadi produktif, dan terbukti bisa menghemat biaya pengolahan lahan.
“Tumpang gilir ini menjadi salah satu andalan petani di Temanggung, apalagi penggunaan pupuk organik yang butuh waktu lama tanah untuk mengurainya,” katanya.
Joko berharap, petani bisa mengembangkan sistem tumpang gilir dan berinovasi, untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.