WahanaNews-Sulbar | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menerapkan paradigma Preventive Maintenance dalam menjaga kualitas produk data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Menurut Kepala BMKG, Dwi Korita Karnawati, Langkah ini dilakukan karena BMKG tidak ingin “kecolongan” dengan kejadian bencana alam.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
“Tidak hanya penambahan instrumen alat saja, namun pemeliharaan seluruh peralatan operasional juga menjadi prioritas utama BMKG, terutama yang berkaitan dengan sistem peringatan dini,” ujar Dwikorita, seperti dilansir dari Antara, Kamis (19/5/22).
Dalam acara Koordinasi dan Evaluasi Tahap I Pemeliharaan Mandiri Jaringan Seismograf Ina-TEWS di Yogyakarta, Senin (16/5), Dwikorita menekankan, perawatan, pengecekan, kalibrasi harus terus dilakukan secara berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan dan memastikan peralatan berfungsi dengan prima, mengingat operasional BMKG sangat bergantung pada alat.
Dwikorita menyebut paradigma tersebut untuk memastikan bahwa produk data dan informasi yang dihasilkan BMKG tidak hanya cepat, namun juga tepat dan akurat.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
BMKG sendiri, kata dia, bertekad menjadi institusi kelas dunia pada tahun 2024.
Target tersebut merupakan upaya BMKG menyikapi cepatnya perubahan yang terjadi di dunia dan menghadapi persaingan global. Apalagi fenomena cuaca, iklim, dan tektonik seperti kegempaan dan tsunami makin kompleks dan meningkat frekuensi kejadiannya.
Dwikorita mengatakan, agar mampu terus bertahan dalam menghadapi dinamika dan anomali berbagai fenomena tersebut, sekaligus memenangi persaingan global, BMKG harus terus berupaya keras meningkatkan kemampuan belajar, beradaptasi dengan perubahan lingkungan, membangun kompetensi, dan menguatkan daya berkompetisi, serta terus bersemangat untuk membangun sinergi, koneksitas, dan kolaborasi dengan seluruh pihak terkait.