WahanaNews - Sulbar | Non-Governmental Organization (NGO), Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Penablu Cabang Sulawesi Barat (Sulbar) mengungkap terkait data kasus pengidap penyakit TBC (Tuberkulosis) di Kabupaten Mamuju.
NGO yang bergerak di bidang pengendalian penyakit TBC itu menyebutkan, angka kasus Tuberkulosis di Mamuju sebanyak 145 pasien sepanjang tahun 2022.
Baca Juga:
Dinkes Kabupaten Tangerang Ungkap 8.941 Warganya Menderita TBC
Sementara, kasus penyakit TBC yang ditemukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Mamuju tercatat 658 di tahun 2022.
Artinya, jika digabungkan, hasil temuan penyakit menular itu sebanyak 803 pasien sepanjang tahun 2022 lalu di Mamuju.
Finance and Oprations STPI Penablu Sulbar, Andi Nasrul Hidayat menyatakan, dari data penyakit TBC di tahun 2022 itu diperkirakan sebanyak 51 hingga 52 orang temuan kasus baru setiap bulannya di Mamuju.
Baca Juga:
Pekerja yang Terdiagnosis TBC Tak Bisa Di-PHK Sepihak oleh Perusahaan
"Tren kasus TBC di tahun 2022 lalu itu setiap bulanya ada 51 sampai 52 orang yang memiliki penyakit menular itu," ujar Andi Nasrul saat ditemui di lokasi sosiliasasi dan skerening TBC di salah satu Posyandu Dusun Batu Papan di Desa Bambu, Mamuju, Sabtu (25/3/2023).
Nasrul menyebutkan, temuan kasus terbaru dari Januari hingga Februari tahun 2023 tercatat sebanyak 18 kasus positif yang ditemukan oleh kader STPI Penablu Sulbar.
Dari data tersebut pun, kata Nasrul, komunitas Penabulu STPI Sulbar telah memberikan sumbangsi dalam penemuan kasus TBC sebanyak 22 persen di tahun 2022-2023.
"Target tahun 2023 hingga 2030 kita akan membantu pemerintah untuk fokus mengeliminasi (menghilangkan) TBC di Sulbar khususnya di Mamuju," katanya.
Selain itu, komunitas Penabalu ini telah berhasil mengajak bayi lima tahun (balita) 47 balita untuk memulai pengobatan TBC.
Kemudian, sudah ada sembilan balita yang diberikan Terapi Pencegahan Tuberkolosis (TPI) dan balita lainya sedang menjalani pengobatan.
"Pengobatan ini terus kita genjot bersama kader untuk berdedikasi dan memberikan edukasi pendampingan kepada seluruh pasien TBC di Mamuju," ujarnya.
Pada momentum Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) ini, pihaknya akan terus memaksimalkan untuk memberikan penyembuhan pagi penyintas TBC tersebut.
"Pada hari HTBS ini pihaknya sedang gencar melakukan sosilisasi bersama penanggung jawab Tuberkulosis serta melakukan pemeriksaan scerening kepada masyarakat, dari sejumlah desa di Mamuju," bebernya.
Kemudian, sudah ada sembilan balita yang diberikan Terapi Pencegahan Tuberkolosis (TPI) dan balita lainya sedang menjalani pengobatan.
"Pengobatan ini terus kita genjot bersama kader untuk berdedikasi dan memberikan edukasi pendampingan kepada seluruh pasien TBC di Mamuju," ujarnya.
Lanjut Andi menjelaskan, komunitas peduli kemanusiaan ini sedang fokus menjangkau ibu-ibu hamil dan anak usia balita.
"Kita rutin ke pelosok-pelosok desa untuk memeriksa ibu hamil dan mengedukasi mereka terkait penyakit menular ini," ujarnya.
Kegiatan sosialiasi baru saja dilaksanakan di salah satu desa di Mamuju yang bekerjasama dengan posyandu setempat.
"Disana kita mendapatkan data baru ada tiga anak yang terpapar kuman TBC. Disana juga kita berikan pengetahuan umum mengenai TBC anak dan TPT kepada warga yang memiliki balita di sekitar tempat tinggal pasien TBC anak," imbuhnya.
Dia menambahkan, dalam kegiatan sosialiasi dan scerening dia juga memberikan 25 paket makanan tambahan untuk bayi atau balita yang hadir dalam kegiatan HTBS.
Karena itu, pekerjaan konsorsium Komunitas Penabulu-STPI terus menunjukkan komitmennya untuk mencapai eliminasi TBC salah satunya melalui program mendukung pemberian TPT pada Balita.
Disebutkan, sebuah studi memperkirakan, 120 juta orang di Indonesia mempunyai TBC laten.
Kondisi itu dapat diketahui dengan tes mantoux atau tes darah (IGRA), Indonesia tidak akan berhasil mengatasi TBC jika tidak mengendalikan TBC laten.
"Tetapi saat ini sudah tersedia di Indonesia terapi pencegahan TBC (TPT) agar kondisi TBC laten tidak berkembang menjadi penyakit," timpalnya.
Saat ini kata dia Pekerjaan Rumah (PR) Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mendukung program pemerintah bersama 9.212 kader TBC komunitas di masyarakat untuk mendorong kesadaran masyarakat akan hak mereka atas kesehatan.[mga]