WahanaNews-Sulbar | PT PLN (Persero) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mengejar rasio elektrifikasi di Indonesia hingga 100 persen.
Target tersebut sebenarnya hampir tercapai karena tinggal beberapa wilayah saja terutama di daerah terluar yang belum mendapat akses listrik.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menjelaskan, rasio elektrifikasi di Tanah Air saat ini sudah hampir 100 persen.
"Elektrifikasi kita sudah 99,6 persen, masih 0,4 persen yang belum. Tentunya ini akan jadi PR (pekerjaan rumah) bersama," kata Evy saat ditemui usai Peringatan Hari Listrik Nasional ke-77 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2022).
Untuk mengaliri listrik ke wilayah terlu, terdepan dan tertinggal (3T) membutuhkan investasi yang besar. Sebab wilayah-wilayah tersebut memiliki tingkat kerumitan yang tinggi sehingga membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Ini berkaitan dengan tingkat kerumitannya dan PR yang kita targetkan ini akan selesai 1-2 tahun ke depan," kata dia.
Salah satu sumber dana yang untuk mengaliri listrik ke wilayah 3T berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tahun ini PLN mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PNM) sebesar Rp 5 triliun.
Evy memastikan, dalam waktu dekat semua wilayah di Indonesia akan terang dalam waktu dekat. Sebab untuk program elektrifikasi, tahun depan pemerintah menganggarkan Rp 10 triliun.
"PNM kita lebih besar dari tahu 2022 yang hanya Rp 5 triliun dan di 2023 ini jadi Rp 10 triliun dna ini bisa untuk penyelesaian elektrifikasi tadi," kata dia.
Tahun depan, Evy menambahkan elektrifikasi akan difokuskan ke 3 wilayah yakni, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Papua. [tum]