WahanaNews-Sulbar | PT PLN (Persero) memenuhi kebutuhan listrik tambak udang modern terbesar di Kalimantan Barat, khususnya di Singkawang.
Salah satunya adalah Sei Bulan.
Baca Juga:
Banjir Bandang di Cileungsi, Tanggul Jebol dan Sampah Menumpuk
Dengan listrik PLN, hasil panen udang meningkat drastis dan diekspor ke berbagai negara.
Kepala Operasional tambak udang Sei Bulan Sutikno (58), menyampaikan usaha tambak udang modern ini mulai beroperasi pada tahun 2015 dengan daya listrik sebesar 131.000 VA.
"Saat ini perusahaan mempekerjakan 30 orang karyawan, belum termasuk beberapa siswa magang yang berasal dari Sekolah Kejuruan Perikanan," ungkapnya.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa Kejagung, Kasus Korupsi BBM Pertamina Seret Banyak Nama
Perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan tambak udang terbesar di Kalimantan Barat, dengan memiliki lahan seluas 15 hektare dengan 36 buah kolam masing-masing berukuran sekitar 600 m2.
Menurut Sutikno, kondisi kelistrikan di Kota Singkawang yang sangat kondusif dan jarang padam membuat usaha yang dijalankan dapat terus berkembang dari waktu ke waktu.
Sutikno pun lebih leluasa menambah jumlah kapasitas kolam, pada tahun 2018 pihaknya mengajukan permohonan pasang baru listrik dengan daya 240.000 VA, dan pada tahun 2020 kembali melakukan pemasangan baru listrik dengan daya yang sama, yakni sebesar 240.000 VA.
"Kualitas layanan kelistrikan di Kota Singkawang ini sangat baik. Jika ada kendala atau gangguan listrik di lokasi tambak, Petugas PLN dengan sigap datang memperbaiki," jelasnya.
Pria asal Sidoarjo, Jawa Timur ini menyatakan, listrik merupakan faktor utama penggerak usaha yang dijalankan.
Menurut dia, tanpa listrik yang andal aktivitas usaha akan terhenti, sebab untuk mengatur sirkulasi udara di tambak harus mengoperasikan puluhan motor listrik yang menggerakkan kincir air selama 24 jam penuh. Dengan listrik PLN, dirinya bisa berhemat biaya produksinya sampai 4 kali lipat.
"Tanpa listrik PLN, dapat dipastikan usaha akan terhenti, sebab jika menggunakan mesin genset biasa biaya produksinya akan meningkat sebesar 3 hingga 4 kali lipat," ucapnya.
Saat masa pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak signifikan terhadap usaha yang dijalankan sebab hasil panennya diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional, seperti Singapura, Jepang, Thailand, dan beberapa negara asing lainnya.
"Dalam setiap kali panen antara masa 70 hingga 120 hari, per kolam tambak dapat menghasilkan udang siap ekspor antara 13 hingga 14 ton. Namun hasilnya tergantung dengan upaya perawatan yang dilakukan, jika perawatannya benar maka hasilnya pun bagus," terangnya.
Manager PLN UP3 Singkawang, Achmad Meidiansyah menyatakan PLN terus berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik agar aktivitas warga khususnya para pelaku bisnis dan industri dapat berjalan dengan aman dan lancar.
"Silakan para pelaku usaha fokus pada pengembangan usahanya, biar kami yang urus listriknya," kata Meidiansyah.
Meidiansyah mengungkapkan, sistem kelistrikan di Kota Singkawang masuk dalam sistem kelistrikan interkoneksi Khatulistiwa, di mana beban Gardu Induk Singkawang sebesar 52,4 megawatt (MW). Daya mampu pembangkit saat ini sebesar 220 MW, sementara beban puncak kebutuhan listrik tertinggi masyarakat sebesar 92 MW.
"Dengan surplus daya listrik sebesar 128 MW, kami siap mendukung pertumbuhan investasi yang ada di Kota Singkawang, Sambas dan Bengkayang," tutupnya. [afs]