WahanaNews-Sulbar | Senin (14/2/2022), Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Cabang Mamuju, Muhammad Ahyar meminta pemerintah serius dalam pengerjaan jalan Trans Sulawesi di Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, Mamuju, sebab proses pengerukan tebing tersebut membuat masalah baru saat hujan turun.
"Jalan dipenuhi lumpur dan licin, membuat pengendara roda dua terjatuh dan selalu membuat kemacetan panjang," ungkap Ahyar, kepada wartawan via telepon, Senin (14/2/2022).
Baca Juga:
Banjir Bandang di Cileungsi, Tanggul Jebol dan Sampah Menumpuk
Menurut Ahyar, keadaan seperti ini sudah hampir satu tahun dan sudah menjadi cerita buruk masyarakat yang pernah melintasi jalan tersebut.
"Sangat berdampak pada aktivitas masyarakat, dan pengguna jalan, serta berdampak pada perputaran ekonomi daerah juga," tambahnya.
Sehingga, ia meminta para pihak penanggung jawab untuk melakukaan percepatan pemulihaan jalan trans di daerah Takandeang.
Baca Juga:
Ahok Siap Diperiksa Kejagung, Kasus Korupsi BBM Pertamina Seret Banyak Nama
Seharusnya kata dia, lebih baik efeisienkan manajemen rekayasa lalu lintas dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
Selain itu, Ahyar juga menyayangkan pernyataan seorang pengawas, yang mengatakan macet di Takandeang adalah hukum alam.
"Ini pernyataan seperti anak yang baru umur 5 tahun, yang belum sekolah, pernyataan orang awam ini, pantas jalan ini tak pernah tuntas polemiknya, yang mengawasi orang tidak tahu apa-apa," tandasnya.
Tak Bisa Dihindari
Kemacetan panjang sering terjadi di Jl Trans Sulawesi, Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, Mamuju, Sulbar.
Kemacetan terjadi setiap hujan karena kondisi jalan berlumpuh sehingga sulit dilalui kendaraan.
Pengawas Satuan Kerja Wilayah 1 Jalan Nasional, Muhammad Arsyad menyebutkan, Jl Trans Sulawesi di Desa Takandeng Tapalang sering mecet karena sudah hukum alam.
"Tidak bisa dihindari karena itu sudah menjadi hukum alam," kata Muhammad Arsyad, kepada Tribun-Sulbar.com di kantornya Jl Jendral Gatot Subroto, Mamuju, Sabtu (12/2/2022).
"Saya juga sering terhalang macet kalau lewat disitu. Tapi mau di apa itu tidak bisa dihindari dan kita juga sudah berusaha," sambungnya.
Menurutnya, para penyedia sudah bekerja keras untuk mengantisipasi jalan yang sering terjadi macet.
Bahkan, sampai lewat dari jam kerjanya akan tetapi kehendak alam tidak bisa ditolak.
"Tidak ada yang bisa tolak kehendak tuhan yang kasi turun hujan," pungkasnya. [kaf]