WahanaNews-Sulbar | Penyelidikan dan pemeriksaan sejumlah saksi terkait perusakan disertai penganiayaan masih dilaksanakan oleh Kepolisian Resor Kota (Polresta) Mamuju di kantor Camat Sampaga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, pada Senin (13/12/2021).
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Kasat Reskrim Polresta Mamuju AKP Pandu Arief Setiawan membenarkan bahwa kasus tersebut telah ditangani Satreskrim Polresta Mamuju.
"Kasusnya masih kami dalami, kalau ada perkembangan nanti kami infokan," kata Pandu, Rabu (15/12/2021).
Kapolresta Mamuju, Kombes Pol Iskandar, menambahkan bahwa motif perusakan fasilitas kantor Camat Sampaga disertai penganiayaan diduga berkaitan adanya kekecewaan terhadap hasil penetapan calon kades.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
"Iya, informasi yang kami terima merasa kecewa terhadap hasil tes yang dilakukan oleh panitia, mungkin ada yang tidak lolos sehingga terjadi keributan," jelas dia.
Menurut Iskandar, Satreskrim Polresta Mamuju bersama Resmob Polda Sulbar telah melakukan olah tempat kejadian perkara, termasuk mengambil keterangan korban penganiayaan.
Polisi juga telah mengantongi sejumlah barang bukti terkait kejadian tersebut.
"Menurut korban, rupanya telah mengenali (oknum) masyarakat itu, hanya saja polisi belum bisa memastikan berapa jumlah terduga pelaku. Yang pastinya terduga pelaku lebih dari satu orang," ujarnya.
Sekretaris Camat (Sekcam) Sampaga, Muh Yusuf, mengungkapan perusakan tersebut terjadi pada Senin (13/12/2021) siang. Pada saat kejadian, Yusuf mengaku berada di dalam kantor Camat Sampaga.
Selain perusakan fasilitas kantor, puluhan massa tersebut diduga menganiaya dua anggota BPD Desa Sampaga yang saat kejadian berada di kantor Camat Sampaga.
"Kemarin itu ada perusakan dan penganiayaan yang terjadi di kantor Camat Sampaga yang diduga dilakukan oleh pendukung salah satu oknum calon kepala desa," kata Muh Yusuf, Selasa (14/12/2021).
Yusuf menambahkan bahwa dirinya nyaris menjadi korban penganiayaan tersebut.
"Di depan mata saya menyaksikan oknum tersebut melakukan perusakan dua komputer yang sementara aktif kemudian printer, kursi plastik ada 10 biji, meja dan beberapa jendela kaca kantor juga dirusak," ucap dia. [kaf]