WahanaNews-Sulbar | Peran Jonggy Manguhum Simanjuntak, pria berdarah Batak yang berprofesi sebagai Tentara Amerika, ternyata sangat diperhitungkan di dunia Internasional.
Anak Konsulat Jendral RI Sumber daya manusia (SDM) Indonesia ini lahir di California, namun memiliki darah Indonesia.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Menjadi seorang abdi negara di militer, termasuk impian bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Hingga ada yang berhasil berprofesi sebagai tentara di Negeri Paman Sam dan ternyata terdapat deretan putra Batak yang menjadi bagian dari tentara Amerika Serikat yang berprestasi di bidangnya.
Di antaranya Jonggy Manguhum Simanjuntak yang lahir di Kaiser Permanente Oakland, California (20 April 1988), adalah seorang Tentara Amerika yang berdarah Batak Toba.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Jonggy Simanjuntak merupakan anak dari Konsulat Jenderal RI di San Francisco yang berwarga negara Indonesia (WNI), namun Ia berwarga negara Amerika Serikat.
Pasalnya Ia lahir dan besar di Amerika Serikat, hingga dia memilih menjalani profesi militer dengan masuk U.S. Army dengan masa kontrak selama empat tahun sebagai Legal Assistant.
Sejak masih duduk di bangku sekolah, dia memiliki cita-cita untuk masuk ke bidang militer, terlebih Militer Amerika Serikat.
“Saya menyukai militer karena saya suka kenyataan dimana bekerja untuk organisasi yang hebat di dunia, tidak ada orang yang tidak mengetahui tentang militer Amerika Serikat dan saya bangga menjadi bagian dari merika,” kata Jonggy.
Jonggy Simanjuntak mengatakan ketika di Sekolah Menengah Atas, dia berencana untuk bergabung ke ROTC atau Reserve Officer Training Corps) seperti pelatihan di kampus dan menjadi seperti polisi namun membahas mengenai militer Amerika Serikat.
Kemudian dia mengikuti pelatihan dan mengikuti training selama enam bulan sebelum dikirim ke Korea yang bertugas selama 14 hari.
Demi mencapai cita-citanya, dia mengikuti sekolah Akademi Militer atau AIT (Advance Individual Training) militer Amerika Serikat yang mengajarkan keterampilan hukum untuk pekerjaannya sebagai paralegal.
Apabila ingin menjadi bagian dari Tentara Amerika Serikat, dahulunya hanya etnis China atau Tionghoa, Jepang, dan Arab saja.
Sekarang menjadi bagian dari Tentara Amerika Serikat, dapat berasal dari etnis mana saja dan sepanjang sudah menjadi warga negara adidaya ini.
Dia diajarkan oleh senior paralegal dan pengacara mengenai luar dalamnya Uniform Code of Military Justice.
Selama bergelut di bidang militer, dia mempelajari bahwa kerjasama tim adalah yang terpenting, bahkan dia telah berhasil mendapatkan pangkat sebagai Private First Class.
“Tidak hanya di militer, tetapi juga di kehidupan sehari-hari. Sekumpulan orang bekerja bersama dalam waktu yang sama dan tahu pekerjaan masing-masing, Bahkan anggota terkecil pun dihitung karena tanpa usaha mereka bagaimana kita bisa meraih seratus persen,” pungkasnya. [jef]