WahanaNews-Sulbar | Murid diliburkan karena bangunan sekolah rusak parah. Kerusakan tersebut disebabkan oleh banjir yang disertai material lumpur dan batu menerjang bangunan sekolah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Banjir disertai material lumpur dan batu itu menerjang SDN 057 Desa Pappandangan, Kecamatan Anreapi, pada Kamis sore (16/12) sekira pukul 16.30 Wita.
"Kemarin ini, Pak, dengan adanya hujan deras di sini, maka terjadi lagi (banjir). Karena dua hari yang lalu juga banjir, cuma tidak separah kemarin," ungkap salah satu guru Sitti Ruqiyah kepada wartawan, Jumat (17/12/2021).
Baca Juga:
11 Kapal Berlayar Menuju Gaza, Tantang Blokade Israel yang Telah Berlangsung 18 Tahun
Menurut Ruqiyah, terjangan banjir luapan sungai kecil yang berada di belakang sekolah sempat menimbulkan ketakutan warga setempat. Apalagi banjir disertai suara gemuruh serta membuat halaman SDN 057 tampak seperti sungai.
"Di depan sekolah ini seperti sungai, aliran air sampai di kolong rumah masyarakat. Makanya mereka takut mendekat, karena jangan sampai terbawa arus," ujarnya.
Banjir disertai lumpur dan bebatuan tersebut menimbulkan sejumlah kerusakan. Ruang perpustakaan jebol dan dipenuhi bebatuan serta buku-buku penunjang proses pembelajaran yang sebelumnya telah diungsikan ke rumah warga ikut terendam banjir.
Baca Juga:
Tersangka Judi Dadu Dilepas Polres Dairi, Kasat Reskrim: Main Leng Taruhan Rokok
"Kalau kerusakan, seperti di perpustakaan penuh batu, sudah dibersihkan penuh lagi. Di belakang perpustakaan sudah jadi aliran air. Tempat piket juga terjun terbongkar, sampai masuk di kelas lumpur dengan air," ungkapnya.
"Kalau buku-buku yang lalu habis semua, yang kita gunakan saja yang ada yang kita simpan, buku lain hancur semua," lanjutnya.
Para guru berharap pemerintah setempat segera mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Selain mengganggu proses pembelajaran, banjir yang telah berulang kali terjadi mengancam keselamatan para guru dan murid, apalagi saat kondisi cuaca yang tidak menentu seperti sekarang.
"Harapan kami, itu yang di belakang, aliran sungai yang kemarin, kita mau itu diantisipasi, dengan cara ditanggul. Supaya aliran airnya langsung ke sana (searah aliran sungai), karena kalau begini, tidak ada tanggul, masyarakat juga bisa korban, bukan hanya sekolah," pungkasnya.
[kaf]