“Tujuan pemanfaatan tersebut terbagi menjadi dua hal, yakni untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM),” terang Gus Halim.
Selain itu, dalam pertemuan dengan Dubes Tiongkok, Gus Halim juga menyinggung perihal dampak Covid-19 secara global hingga ke level desa.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memaksa desa-desa untuk bekerja lebih kreatif dan bertransformasi dibidang digitilasasi serta teknologi.
Baca Juga:
Pj Bupati Dairi Terima Penghargaan Pengembangan TTG dari Kemendes PDTT RI
“Salah satu hasil kreativitas desa yaitu WiFi Koin, agar bisa memberikan pelayanan terbaik kebutuhan internet desa tersebut. Ini termasuk dalam nilai positif dari dampak pandemi karena warga desa ditekan untuk menjadi kreatif dan memiliki ide baru,” kata Gus Halim.
Sebagai informasi, pertemuan antara Gus Halim dengan Dubes Tiongkok dilakukan dalam rangka meningkatkan kerja sama antar transformasi teknologi di bidang pemberdayaan ekonomi desa dan kemiskinan ekstrem.
Dubes Lu Kang menuturkan, persoalan kemiskinan esktrem kerap dibahas saat pertemuan Indonesia dan Tiongkok. Salah satu solusi Tiongkok dalam mengatasi kemiskinan adalah lewat teknologi.
Baca Juga:
Program Beasiswa Kuliah Anak Transmigran dari Kemendes PDTT
Lu Kang juga menjelaskan, salah satu keberhasilan Tiongkok adalah penyelesaian kemiskinan esktrem. Namun, pihaknya masih terus mencari solusi terbaik dengan belajar pada negara lain, termasuk Indonesia.
“Kita harus terus kembangkan kerja sama dalam bidang pengentasan kemiskinan esktrem meski hal tersebut sempat terjeda akibat dari pandemi Covid-19,” ungkap Dubes Lu Kang.
Pada akhir pertemuan, Gus Halim menyerahkan buku yang ditulisnya, berjudul “Sustainable Development Goals (SDGs) Desa: Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan” yang merupakan arah kebijakan pembangunan desa yang memuat di dalamnya 18 tujuan dengan 222 indikator. [afs]