Pengerjaan fisik Pabrik HPAL di Sorowako diperkirakan memakan waktu sekitar 3 tahun, sehingga penyelesaiannya diproyeksi di 2025 akhir atau 2026. CEO Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan, pabrik HPAL Sorowako direncanakan menggunakan sumber energi rendah karbon saat beroperasi nanti.
“Huayou sudah ada tanda tangan MoU juga dengan PLN untuk melihat kemungkinan mendapatkan supply dari PLN tapi yang green energy, kemudian ada juga alternatif seperti LNG dan yang lain. Nanti paralel semua diputuskan setelah studinya selesai segera,” tutur Febriany pada acara yang sama.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Bukan tanpa alasan Vale Indonesia berfokus pada sumber energi rendah karbon. Febriany berujar, MHP merupakan bahan baku untuk pembuatan mobil listrik, proyek yang digadang-gadang oleh berbagai pihak dalam rangka menurunkan emisi karbon di sektor transportasi. Itulah sebabnya, bahan baku pembuatannya juga harus rendah karbon.
“Mobil listrik ini kan upaya dunia upaya global untuk dekarbonisasi, menurunkan karbon di moda transportasi. Dengan demikian pemrosesan bahan bakunya pun tentu harus rendah karbon, kalau tidak kan tidak sesuai dengan tujuannya,” ujar Febriany. [afs]