WahanaNews-Sulbar | PLN akan menggunakan smart meter atau meteran pintar di rumah para pelanggannya, untuk mengukur pengunaan listrik dengan cara yang lebih efisien. Bahkan PLN menargetkan, ada 1 juta pelanggan yang memakai smart meter hingga akhir tahun ini.
Adapun smart meter merupakan pengganti meteran konvensional yang saat ini digunakan masyarakat.
Baca Juga:
Tingkatan Kapasitas EBT: PLN dan Elsewedy Electric Dorong Pengembangan Smart Grid
Smart Meter berupa perangkat elektronik yang memiliki kemampuan untuk melacak dan mencatat penggunaan listrik yang terhubung di rumah pelanggan. Dengan menggunakan smart meter, pencatatan konsumsi listrik secara otomatis dan kemudian mengirimkan data tersebut ke perseroan.
Kementerian ESDM dan PLN berencana untuk memperluas penggunaan smart meter di masyarakat.
Koordinator Perlindungan Konsumen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Sugeng Prahoro mengatakan, perkiraan biaya investasi untuk menggantikan meteran konvensional butuh dana Rp10 triliun dalam jangka waktu 15 tahun.
Baca Juga:
Dukung Transisi Energi, PLN dan Elsewedy Electric Siap Kembangkan Smart Grid
"Pemasangan Smart Meter diutamakan untuk konsumen potensial dan wilayah yang layak dalam pembangunan infrastruktur AMI (Advanced Metering Infrastructure). Pada tahun 2022, diproyeksikan telah terpasang meter AMI sebanyak 1 juta konsumen," kata Sugeng dikutip dari laman resmi ESDM.
Smart Meter sebenarnya juga bisa digunakan untuk mencatat pemakaian gas di rumah pelanggan yang sudah terpasang Jaringan Gas (Jargas) milik Perusahaan Gas Negara (PGN).
Mengutip dari laman resmi PGN, Rabu (28/12/2022), berikut adalah fungsi dan manfaat Smart Meter:
Fungsi
Melakukan pencatatan otomatis pemakaian pelanggan
Otomasi penutupan operasi pelanggan jika pelanggan melakukan penunggakan
Integrasi dengan system billing dan payment PLN dan PGN
Deteksi dini jika terjadi ketidakwajaran pemakaian pelanggan
Sistem monitoring pemakaian pelanggan
Mendukung bisnis perusahaan untuk pelanggan prabayar dan pasca bayar
Manfaat
Tidak perlu dilakukan pencatatan manual pelanggan
Data pengukuran pelanggan lebih valid dan dapat dipantau secara realtime
Tidak ada tunggakan tagihan pelanggan
Mengurangi biaya operasi aktivasi dan deaktivasi pelanggan, dengan teknologi buka tutup secara otomatis
Mendukung bisnis perusahaan untuk pelanggan pra-bayar dan pasca bayar
Mendukung pencatatan pendapatan perusahaan untuk pelanggan pasca bayar secara cash based bukan estimasi pemakaian
Mempermudah pelanggan dalam monitoring konsumsi pemakaian sehingga pelanggan bisa melakukan efisiensi
Pekan lalu, PLN telah menandatangani kontrak Pengadaan Managed Services (Sewa Beli) State Grid Corporate of China (SGCC), untuk pengembangan layanan Advance Metering Infrastructure (AMI) di Indonesia. Tujuannya, untuk meningkatkan akurasi tagihan listrik pada pencatatan meter dalam setiap transaksi energi listrik.
AMI merupakan bagian dari Smart Grid, atau pembangunan jaringan tenaga listrik berbasis teknologi informas. AMI bakal melengkapi digitalisasi pelayanan PLN pada sisi pelanggan.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan dalam dua setengah tahun terakhir, PLN terus melakukan Inovasi, Transformasi dan Efisiensi berbasis digital.
“Jadi selama 2,5 tahun terakhir, PLN telah bekerja keras untuk mengimplementasikan smart meter dalam rangka transformasi sebagai pilar penting Smart Grid,” kata Darmawan dalam keterangan persnya pekan lalu.
“Ini juga menjadi salah satu wujud konkret transformasi perusahaan yang kami lakukan. Kami melakukan terobosan melalui Smart Grid sehingga bisa memberikan pasokan yang lebih baik kepada seluruh pelanggan,” ucapnya.
Darmawan berharap dengan adanya kerja sama ini maka pengembangan smart meter berbasis AMI bisa meningkatkan akurasi tagihan listrik dan hasil baca meter. Sehingga memberikan efisiensi bagi PLN dan ketepatan bagi pelanggan.
“Kami akan menjadi lebih akuntabel, di mana kualitas dan kuantitas data yang diterima melalui teknologi ini juga akan semakin terjamin sehingga ke depan akan semakin efisien,” ujar Darmawan. [tum]